TfY7TSdpTpClTpW5Gpr8Gfr9

Pemilu 2024, Jadi Pemilu Pertama Tanpa Capres-Cawapres dari Tokoh Luar Jawa Sejak Reformasi

(Karikatur : Tirta.id)

TEBOONLINE.ID – Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2024 semuanya merupakan perwakilan provinsi yang ada di Pulau Jawa. Tidak ada yang berasal dari Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan lainnya.

Menurut Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Saifuddin Jambi, Dr Pahmi, SY., M.Si, tidak adanya tokoh luar Jawa yang tampil kepermukaan saat pemilihan RI 1 dan RI 2 2024 cukup disayangkan.

Dikarenakan sejak dahulu, pemimpin luar Jawa khususnya sumatera selalu tampil ke permukaan memberikan sumbangsih pemikiran dan tenaga. Seperti di era Soekarno ada Bung Hatta yang berasal dari Sumatera Barat.

“Secara demokrasi tidak menjadi masalah, tapi sepanjang sejarah Indonesia, sejak awal para tokoh bangsa telah merajut rasa kebangsaan melalui perwakilan di luar Jawa, sebut saja Bung Hatta sebagai wakil presiden Soekarno (Orde Lama,red),” jelasnya, Sabtu (04/11/2023).

Menurutnya, peran tokoh dari luar Jawa juga ada di era Presiden Soeharto, hal ini diwakili oleh Adam Malik Batubara dari Sumatera Utara.

Secara terus menerus, estafet kepemimpinan putra luar Jawa terus berlanjut di era Presiden Soeharto dengan naiknya Bj Habibie yang berasal dari Pare pare, Sulawesi Selatan.

Sempat terputus saat KH Abdurrahman Wahid memimpin Indonesia, tradisi ini terus berlanjut di era Presiden Megawati Soekarno Putri saat memilih Hamza Haz asal Kalimantan Barat sebagai wakil Presiden.

Sejak pemilihan presiden secara langsung, Yusuf Kalla asal Makassar terpilih 2 kali menjadi wakil presiden yang berbeda, wakil Susilo Bambang Yudhoyono dan wakilnya Joko Widodo.

Bahkan di 2009, Jusuf Kalla maju sebagai calon presiden. Tahun 2014, Jusuf Kalla maju sebagai calon wakil Presiden. Sedangkan di 2019, Sandiaga Uno asal Pekanbaru mewakili putra Sumatera berpasangan dengan Prabowo

“Terhitung sejak era reformasi hanya saat terpilihnya Gus Dur dan Pemilu 2024 tidak ada perwakilan dari luar Jawa. Itupun nama Habibie sempat jadi calon kuat di era reformasi,” imbuh Pahmi. 

Menurut Dosen Antropolog ini, tidak munculnya tokoh Sumatera di Pemilu 2024 tentu memutus tradisi pemimpin luar Jawa memimpin Republik Indonesia, tapi menurut Pahmi peristiwa dilatar belakangi beberapa faktor.

Faktor utama yaitu sistem pemilihan dengan suara terbanyak, sehingga Jawa menjadi titik fokus pertarungan para calon. Hal ini juga membuat calon dari pulau Jawa semakin dilirik.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih.

pulau Jawa merupakan daerah dengan pemilih yang paling banyak di Indonesia. Tercatat, ada 115.384.664 pemilih di pulau Jawa pada Pemilu 2024.

Faktor selanjutnya yaitu tidak ada tokoh luar Jawa yang memiliki kekuatan dan ketokohan besar sehingga berani mencalonkan diri.

“Alasan kenapa tidak ada calon dari luar Jawa, hal ini disebabkan oleh kepentingan lumbung suara pemilih dan kekuatan politik yang Sebagian besar berada di Jawa. Disamping itu tidak ada tokoh luar Jawa yang berani mencalonkan diri,” tegas Pahmi.

Pahmi berharap, Pemilu 2024 menjadi Pelajaran penting bagi tokoh-tokoh luar Jawa sehingga pada pesta demokrasi periode selanjutnya bisa ikut berpartisipasi.

“Yang harus dilakukan adalah membenahi kualitas diri dan berani untuk mengambil peran social politik di kancah Nasional,” tandas Pahmi.***



Penulis : Syarif Abdurrahman

Type above and press Enter to search.