TfY7TSdpTpClTpW5Gpr8Gfr9

Ini Tips Mendidik Anak serta Reward dan Hukuman Tepat dari Orang Tua


TEBOONLINE.ID - Kupas teknik pola pembelajaran dengan reward dan hukuman yang tepat untuk anak, Mahasiswa FKIP PG PAUD Universitas Jambi (UNJA) gelar sosialisasi parenting gaungkan menjadi orangtua yang bijak dan adil dalam mendidik anak. 

Orang tua merupakan sosok yang paling berpengaruh dalam kehidupan anak. Orang

tua tidak hanya bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosional, dan

intelektual anak, tetapi juga untuk membentuk karakter, nilai, dan etika anak.


Oleh karena itu, orang tua harus bersikap bijak dan adil dalam mendidik anak agar anak

dapat tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri, kooperatif, dan

berkontribusi positif bagi masyarakat.


"Bijak dan adil dalam mendidik anak berarti orang tua dapat memberikan kasih sayang, perhatian, bimbingan, dan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi anak," ujar Santika Ayu Ningrum selaku Narasumber dalam kegiatan tersebut. 


Menurutnya, orangtua juga dapat memberikan batasan, aturan, dan konsekuensi yang jelas,

konsisten, dan proporsional bagi anak. Selain itu, orang tua juga dapat menghargai,

mendengarkan, dan menerima anak apa adanya tanpa membeda-bedakan, membanding-bandingkan, atau memaksakan kehendaknya.


Lanjutnya, ada beberapa manfaat dari bersikap bijak dan adil dalam mendidik anak yakni;


● Anak akan merasa dicintai, dihargai, dan dihormati oleh orang tua. Hal ini akan

meningkatkan rasa percaya diri, harga diri, dan motivasi anak dalam belajar dan

berkembang.


● Anak akan belajar menghormati, menghargai, dan mengerti orang lain. Hal ini

akan membantu anak dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik di

lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.


● Anak akan belajar mengendalikan diri, bertanggung jawab, dan berdisiplin. Hal

ini akan membantu anak dalam mengatasi tantangan, masalah, dan konflik yang

dihadapi dalam kehidupan.


● Anak akan belajar mengembangkan bakat, minat, dan kreativitasnya. Hal ini akan

membantu anak dalam mengeksplorasi dan menemukan potensi dirinya.


Selain itu, rekan sejawatnya, Anggun Rianti, juga ikut menyampaikan beberapa tips untuk orang tua agar dapat bersikap bijak dan adil dalam mendidik anak pada kesempatan tersebut, menurutnya tipsnya meliputi ;


● Mengenal karakteristik, kelebihan, kekurangan, dan kebutuhan anak. Orang tua

dapat mengamati, berkomunikasi, dan berempati dengan anak untuk memahami

kondisi dan perasaannya.


● Menyesuaikan pola asuh dengan usia, tahap perkembangan, dan situasi anak.

Orang tua dapat menerapkan pola asuh demokratis yang memberikan

keseimbangan antara kebebasan dan keterlibatan, serta antara otoritas dan

kerjasama dengan anak.


● Memberikan contoh yang baik dan positif bagi anak. Orang tua dapat menjadi

panutan dan teladan bagi anak dalam hal sikap, perilaku, dan nilai-nilai yang ingin

ditanamkan pada anak.


● Memberikan pujian, penghargaan, dan dorongan yang tepat bagi anak. Orang tua

dapat mengakui, mengapresiasi, dan memotivasi usaha dan prestasi anak tanpa

terlalu memuji atau mengkritiknya.


● Memberikan kritik, saran, dan koreksi yang konstruktif bagi anak. Orang tua dapat

memberikan masukan, arahan, dan solusi yang membantu anak memperbaiki

kesalahan dan kekurangannya tanpa menyalahkan atau merendahkannya.


● Memberikan kesempatan, ruang, dan waktu bagi anak untuk belajar dan berkreasi.

Orang tua dapat memberikan fasilitas, sumber daya, dan lingkungan yang

mendukung anak dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan

bakatnya.


● Memberikan tanggung jawab, tugas, dan peran yang sesuai bagi anak. Orang tua

dapat memberikan kesempatan dan tantangan yang mendorong anak untuk

mandiri, berinisiatif, dan berkontribusi dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.



Kemudian, Ratumas Sinta Naila juga menerangkan bahwa reward dan hukuman adalah dua strategi yang sering digunakan oleh orang tua dalam

mendidik anak. Menurutnya, Reward adalah hadiah yang diberikan kepada anak ketika ia

menunjukkan perilaku yang baik, prestasi yang memuaskan, atau kemajuan yang

signifikan.



"Sedangkan Hukuman adalah sesuatu yang tidak menyenangkan yang diberikan kepada

anak ketika ia melakukan kesalahan, pelanggaran, atau perilaku yang tidak diinginkan," katanya. 



Dikatakannya, adapun tujuan dari pemberian reward dan hukuman adalah untuk memotivasi, mengarahkan,

dan mengontrol perilaku anak agar sesuai dengan harapan dan nilai-nilai orang tua.


Namun, apakah pemberian reward dan hukuman selalu efektif dan tepat dalam

mendidik anak? Menurut beberapa ahli, reward dan hukuman memiliki dampak positif

dan negatif bagi perkembangan anak.


Dampak positifnya adalah:

● Reward dapat meningkatkan rasa percaya diri, harga diri, dan kebahagiaan anak.

Anak akan merasa dihargai, diakui, dan dicintai oleh orang tua. Reward juga dapat

menstimulasi anak untuk berprestasi lebih baik lagi di masa depan.


● Hukuman dapat mengajarkan anak tentang konsekuensi dari tindakannya. Anak

akan belajar bahwa ada hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, serta ada

batasan- batasan yang harus dihormati. Hukuman juga dapat mencegah anak

untuk mengulangi kesalahan atau pelanggaran yang sama.



Dampak negatifnya adalah:

● Reward dapat menimbulkan ketergantungan, manipulasi, dan kompetisi yang

tidak sehat. Anak dapat menjadi tergantung pada reward untuk melakukan

sesuatu, dan tidak memiliki motivasi intrinsik yang berasal dari dirinya sendiri.


Anak juga dapat mencoba memanipulasi orang tua untuk mendapatkan reward

yang diinginkannya, atau merasa iri dan bersaing dengan anak lain yang

mendapatkan reward lebih banyak atau lebih baik.


● Hukuman dapat menimbulkan rasa takut, marah, dan benci. Anak dapat merasa

takut, marah, dan benci terhadap orang tua yang memberikan hukuman, dan tidak

mengerti alasan di balik hukuman tersebut. Hukuman juga dapat merusak

hubungan antara orang tua dan anak, serta mengganggu perkembangan emosional

dan sosial anak.


Oleh karena itu, orang tua perlu bijak dan adil dalam memberikan reward dan

hukuman kepada anak. Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan oleh orang

tua:


● Berikan reward dan hukuman yang sesuai dengan usia, perkembangan, dan situasi

anak. Orang tua harus memahami karakteristik, kebutuhan, dan potensi anak, serta

menyesuaikan reward dan hukuman yang diberikan dengan usia, perkembangan,

dan situasi anak. Reward dan hukuman yang terlalu besar atau terlalu kecil, terlalu

sering atau terlalu jarang, dapat menimbulkan dampak negatif bagi anak.


● Berikan reward dan hukuman yang berkaitan dengan perilaku anak, bukan dengan

pribadi anak. Orang tua harus membedakan antara perilaku anak yang baik atau

buruk, dengan pribadi anak yang baik atau buruk. 



Hal senada juga disampaikan, Fadia Nadila bahwa Reward dan hukuman yang

diberikan harus berfokus pada perilaku anak, bukan pada pribadi anak. 



Menurutnya, orangtua

harus menghindari memberikan reward atau hukuman yang bersifat umum, seperti

"Kamu pintar" atau "Kamu bodoh", tetapi lebih spesifik, seperti "Kamu berhasil

menyelesaikan soal matematika" atau "Kamu tidak boleh memukul adikmu".


● Berikan reward dan hukuman yang bersifat positif, bukan negatif. Orang tua harus

memberikan reward dan hukuman yang bersifat positif, yaitu yang dapat

meningkatkan perilaku yang diinginkan, bukan yang bersifat negatif. 


Reward

yang bersifat positif, seperti pujian, penghargaan, atau hadiah, dapat memberikan

dorongan dan kepuasan kepada anak. Hukuman yang bersifat positif, seperti

penjelasan, nasihat, atau tugas tambahan, dapat memberikan pembelajaran dan

perbaikan kepada anak. 



"Orang tua harus menghindari memberikan reward atau

hukuman yang bersifat negatif, seperti ancaman, hinaan, atau kekerasan, yang

dapat menimbulkan ketakutan, kemarahan, atau kebencian kepada anak," tutupnya. 



Diketahui, ke empat Mahasiswa FKIP PG PAUD UNJA ini merupakan mahasiswa dibawah binaan dosen pengampu, Dr. Indryani, S.Pd, M.Pd.I dan Winda Sherly Utami, M.Pd.***

Type above and press Enter to search.