TfY7TSdpTpClTpW5Gpr8Gfr9

Belasan Emak-emak Buka Baju Nyaris Bugil di Lubuk Madrasah, Ada Apa???


TEBOONLINE.ID -  Belasan Emak – emak menggelar aksi buka baju setelah telanjang, mereka adalah warga Tanjung Pauh dan Sungai Landai Lubuk Madrasah Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo.

Menurut informasi, aksi tersebut terkait permasalahan atau konflik lahan antara masyarakat dan perusahaan yakni PT Wira Karya Sakti (WKS).

Aksi mereka sebagai salah satu cara memprotes untuk mempertahankan hak miliknya, aksi tersebut pun direkam dalam video dan viral di medsos. Aksi buka baju nyaris bugil tersebut yang melibatkan belasan orang mak-mak menghadang alat berat perusahaan PT
Wira Karya Sakti (WKS) yang diduga tengah menggusur lahan miliknya. 

Aksi buka baju ini berlangsung dari beberapa minggu lalu, sehingga pada Minggu  (27/09/2020), karena jarak jauh dari pusat kota, video itu baru mencuat setelah beberapa hari.
 
Salah satu warga setempat bernama Dodi membenarkan aksi nekat dari mak-mak yang rela membuka baju dengan kondisi setengah telanjang menghadang alat berat tersebut.  Katanya aksi itu sebagai bentuk protes atas aksi menggusur lahan milik mereka yang saat ini sudah ditanami karet dan kelapa sawit. 
 
"Kita sebagai kepala keluarga tampak tidak berdaya lagi. Makanya istri kita turun dan mereka nekat buka baju melawan perusahaan," ungkap Dodi. 
 
"Penggusuran ini sudah dua Minggu, kita tidak berdaya, ini lahan milik kita. Bahkan ada yang turun temurun dari nenek moyang. Sayang kita tidak memiliki surat kepemilikan yang sah. Tapi milik kita tetap kita pertahankan," pungkasnya. 
 
Penggusuran yang dilakukan oleh pihak perusahaan ini tampak membuat anggota DPRD Tebo geram. Seperti yang diungkapkan oleh Syamsuri AL kader partai PAN dapil II. Sebagai perwakilan yang terpilih di wilayah tersebut dia mengecam perusahaan yang tidak memikirkan masyarakat. 
 
Ia mengakui, lokasi yang digusur oleh perusahaan pun tidak tahu batas. Informasi tersebut atas pengaduan masyarakat kepada dirinya sebagai wakil rakyat. Ini katanya kali kedua terjadi, di tahun 2006 lalu juga terjadi, namun emosi masyarakat bisa diredakan. 
 
Sebagai mantan kades desa setempat, ia juga mengatakan pihak perusahaan harus tahu dimana lahan tersebut terlebih dahulu dibuka oleh masyarakat. Kala itu dengan cara manual dan sudah ditanami karet. Tapi mereka yang tidak memiliki modal sehingga banyak yang gagal.
 
"Gagalnya masyarakat karena perekonomian. Maka lahan tersebut ditinggalkan. Lalu perusahaan mengklaim miliknya dan digusur. Kita sadari warga yang memiliki lahan tidak memiliki surat hak milik sah seperti sertifikat tanah," ujarnya. 
 
"Mereka yang memiliki sedikit modal semua lahan yang dibuka sudah jadi. Baik kelapa sawit maupun karet. Kita minta perusahaan jangan bertindak keras dengan warga yang lemah disemua sisi," ucapnya.
 
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Tebo Syamsul Rizal. Ia sangat menyayangkan insiden tersebut. Tapi, diakuinya sebagai wakil rakyat tidak bisa banyak berbuat. Pasalnya secara resmi laporan belum masuk ke DPRD.
 
"Insiden ini belum ada laporan ke kita. Kami hanya dapat kabar di Medsos. Bila kami bertindak nanti takut ada  miss informasi. Ada yang mau melapor tapi sampai detik ini belum. Bagai mana kita mengambil tindakan," ujarnya. 
 
Sebagai wakil rakyat, katanya tentu pihaknya ingin tahu persoalan detail.  Bila sudah jelas persoalannya kata dia, baru dilakukan tindakan dan memanggil pihak perusahaan.
 
"Semua ada solusinya. Kita tunggu dulu warga melapor dan nanti kita panggilkan perusahaan baru kita simpulkan dan apa langkah kita menyelesaikan permasalahan tersebut," pungkasnya.

Sementara, hingga berita ini diturunkan, pihak Manajemen PT WKS belum berhasil dihubungi.(crew)

Type above and press Enter to search.