TfY7TSdpTpClTpW5Gpr8Gfr9

SMANDA Tebo Bakal Gelar USBN Berbasis Android, Edi Widodo : Lebih efektif dan tidak ada kebocoran soal

EDI WIDODO. 
TEBOONLINE.ID – Model Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) di Kabupaten Tebo provinsi Jambi sepertinya bakal mengalami pergeseran. Tahun ini, SMAN 2 Tebo atau SMANDA berencana melakukan uji coba penggunaan Android untuk mengerjakan soal.

Selain dianggap lebih efisien, kemungkinan adanya kebocoran soal juga sudah diantisipasi. Hal itu disampaikan oleh Kepala SMANDA Tebo, Edi Widodo.

”Opsi mengerjakan USBN bisa tak perlu komputer. Bisa dari handphone (Android,red) saja lebih baik,” ujar Edi Widodo saat dikonfirmasi Teboonline.id didampingi salah seorang Gurunya yang menjadi tim persiapan USBN, pada Sabtu (02/03/2019).

Pria yang juga pernah menjadi Guru di SMANDA ini menyatakan, opsi USBN memanfaatkan Android dengan pertimbangan efisiensi. ”Siswa juga lebih bisa mengerjakan soal dalam waktu singkat,” kata dia.

Selain itu, USBN berbasis Android bisa meminimalisasi sesi ujian. ”Termasuk solusi bagi sekolah yang kekurangan komputer, bisa diakali begini dan di kota Jambi sendiri hampir seluruh sekolah sudah siap memakai Android untuk USBN nanti,” ujar dia.

Sementara itu, dalam ujian berbasis Android ini, siswa bisa mengunduh aplikasinya melalui situs atau website Smanda Tebo.

”Aplikasi tersebut didesain sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan pengguna membuka aplikasi lain dalam waktu bersamaan,” kata dia.

"Jadi, tidak ada kekhawatiran kebocoran soal. Sistemnya mengunci, tidak bisa buka aplikasi lain dalam waktu yang sama. Hacker juga sudah diantisipasi. Kalau keluar aplikasi ujian, ya dianggap selesai,” tambah Edi.

Menurut dia, mekanisme USBN smartphone tidak berbeda dengan USBN berbasis komputer yang sudah diterapkan selama dua tahun terakhir. Nantinya, ada login dan password yang dibagikan ketika hendak ujian.

Lebih jauh Edi menerangkan bahwa tidak ada keberatan dari siswa terkait wacana USBN berbasis Android karena SMANDA Tebo sudah berulang kali melakukan simulasinya.

"Secara lisan sudah ada kesepakatan bahwa tidak ada keberatan dari siswa, dan Angketnya baru akan kita jalankan usai rapat dengan wali murid," tukas Edi.

Setelah simulasi digelar, diketahui bahwa hanya ada satu siswa yang tidak memiliki Android. Itu artinya tidak ada lagi kendala yang berarti, dan informasi terakhir yang diterima, orang tuanya tidak keberatan untuk membelikan anaknya Android. (crew)

Type above and press Enter to search.